Senin, 29 September 2014

pagi ini saya begitu sakit
begitu teriiris
pada sosok yg selama ini menjadi penopang hidup saya
pada sosok yg selama ini memanjakan saya
apa sih sekarang yg ada di pikiran dan hatinya
apa dia sudah tidak bisa lagi menggunakan hatinya memperlakukan kami
apa dia sudah tidak bisa lagi menggunakan tutur bahasa yg lembut lagi menyapa kami
apa dia tidak bisa lagi melihat isi hati kami
sampai2 dia tidak mampu lagi mendengar jeritan kami bahkan ketikan jeritan itu sudah melebur menjadi pedih
dia tetap memaksakan apa yg ada dalam pikirannya
saya tidak mengerti mengapa Mama bisa berubah seperti itu
mengapa sifatnya yg dulu lembut bahkan mengalah demi kebutuhan kami terpenuhi dia rela berkorban
tapi sekarang, mengapa dia tidak bisa menggunakan hatinya lagi bahkan terhadap Papa.
Pagi ini saya menangis melihat tingkahnya menghardik Papa seperti itu
saya tau Papa sangat tersakiti tapi dia lebih memilih pergi kerja lebih awal daripada memperlihatkan air matanya yang aku tau sulit dibendungnya
Ya Tuhan... Terimakasih telah memberikan Papa yg begitu penyabar pada kami
saya sayang Papa
dan saya juga sayang Mama tp bukan Mama yg sekarang

Kamis, 18 September 2014

Kau Selalu lupa bagaimana cerita semalam tidak sama lagi dengan cerita hari ini walau yang kau ceritakan adalah kisah dan orang yang sama.
Kau selalu lupa bahwa semalam kau sudah mengelabuiku dengan cerita itu walau versinya berbeda.
Apa sedemikian banyak kebohongan yang kau lakukan setiap hari?
Sampai kau lupa bahkan jedanya cuma sehari?
Pertanyaan selalu menggodaku tentangmu
Apa yang kau cari dari hidupmu?
Mengapa selalu ada bangga dari setiap kebohongan itu?
Kau bilang padaku. Akulah hatimu.
Akulah air matamu
Dan kau bilang, aku juga penghancur hidupmu karena ketidakmampuan untuk beriringan denganmu.
Kau tunjukkan padaku wanita pemuas malammu. Kau bilang itulah dendammu.
Dendam yang tercipta karena aku.
Kau bilang, pada mereka tak ada cinta, cuma nafsu.
Sayang ... Lupakah kau, mereka yang kau bilang pelampiasan dendam dan nafsumu itu adalah sama seperti kita, manusia punya hati dan rasa.
Itulah takutku, mengapa tidak bisa beriringan denganmu. 
Aku takut, aku memang cintamu tapi aku bukan nafsumu.
Apa jadinya aku menerima cinta dari orang yang mencari selain aku. 
Yang pandangannya tidak hanya aku.
Yang malammnya tidak hanya diranjangku.