Senin, 16 Maret 2015

Belakangan ini aku berpikir dan merasa aneh dengan hatiku sendiri, mengapa bisa begitu mudah suka dan menerima orang begitu saja. Apakah hatiku sudah kebal dengan yg namanya ketulusan atas semua pengkhianatan yg telah kuterima dulu. Begitu banyak yg datang dan pergi tanpa aku indahkan sama sekali. Datang silahkan n mau pergipun silahkan. Bagiku, aku tidak kesepian, itu saja sudah nggak minta lebih.
Kadang aku masih merasa sendiri dari sekian banyak yang menemani. ya... memang banyak ygt bersedia memberikan bahunya bahkan peluknya untuk ku bersandar dan melepas lelah tapi masih saja aku merasa kosong.
Sampai aku bertemu lagi dengan seseorang yg selalu aku hindari, karena dalam pikirku percuma saja dengannya karena aku yakin tidak akan menemukan bahagia. Dian aneh dan berbeda dengan inginku.
Ternyata tanpa aku sadari, padanya hatiku jatuh tanpa permisi tanpa berpikir. Aku benar2 tenggelam mencintainya. Hatiku benar2 telah dipenuhi oleh Dia. Sekarang aku kembali menemukan hatiku yg dulu, yang begitu penuh mencintai tanpa melihat yang lain. HANYA DIA.
Aku memang masih takut menjatuhkan hati pada Dia. Aku takut pengkhianatan akan kuterima lagi karena aku tau bagaimana Dia. Tapi itulah hati, rela jatuh pada siapapun dan menghindar pada yt tidak dikehendakinya.
Sekarang, aku menikmati masa2 indah bersama Dia. Masa yg aku tidak tau akankah selamanya atau masih ada ujung yg menyakitkan. Bagaimanapun kerasnya proses menjatuhkan hatinya, aku berharap di pikirnya, dihatinya dan dimasa depannya ada namaku, tersirat keinginan untuk bersamaku, HANYA AKU.
Aku benar2 nyaman dengannya. Aku benar2 telah jatuh lagi. Ternyata hatiku masih yg dulu, mencintai dengan tulus HANYA DIA. Hati yang kemarin adalah hati kesepian karena mereka sebelumnya sama sekali tidak bisa membuatku jatuh. Mereka datang dengan bermanis2 dan pahit diujungnya. Sedangkan Dia yang sekarang, datang dengan gayanya sendiri tanpa palsu dan tidakku pungkiri, aku juga merasakan pahitnya mencintai Dia. Tapi aku terima, hatiku enggan pergi darinya.
Semoga harapanku dan kamu akan sama dimasa depan.


Kamis, 19 Februari 2015

Dulu... Ketika aku masih ada disini hanya untukmu, kau sama sekali tidak memerdulikanku. Kau asik dengan keasikanmu sendiri. Seperti anak kecil yg dapat mainan baru yg lupa akan sekelilingnya. Aku tegur kamu, karena aku lihat caramu salah, tapi kamu malah tersenyum bangga dengan kesalahanmu. 
Sekarang.... biarkan aku pergi. Ada hati yg ingin berbagi kebahagiaan denganku dan memerdulikan hatiku. Jangan kau merajuk lagi untuk kutemani. Waktuku telah habis. Bermainlah terus dengan apa yg kau senangi. Aku tidak akan menungguimu lagi.



#teruntukhatiygpalsu

Selasa, 10 Februari 2015

Telah seminggu dari hari saya memutuskan untuk tidak mau lagi  mengurusi kamu. Ya... tidak mau lagi menuruti apa mau kamu. Karena bagi saya mau kamu terlalu berat. Tapi jangan pernah kamu berpikir, kalau hati saya telah meninggalkan kamu. Hati saya masih menyanyikan tentang kamu, berharap kamu berubah dan menyadari kalau saya bukan robot tapi orang yang benar2 menyimpan kamu.

Saya telah tidak sengaja mencurahkan hati ini ke kamu. Setelah sekian lama ia menutup. Entah kamu yang hebat sampai bisa tau bagaimana membukanya. Yang jelas, sekarang saya adalah kamu. Tapi sejak saya mmutuskan untuk tidak mau lagi mengurusi kamu, yang ada hanya rindu. Yang ada hanya harapan, jika suatu saat kamu bisa melihat bagaimana sesungguhnya posisi kamu dihati saya. Berdiri kokoh dan paling depan belum ada yang berani menyingkirkan kamu.

Seandainya kamu bertanya perihal rindu ini, perihal rasa ini. Akan saya beri tahu, Sebesar rasa yang saya tahan untuk tidak menghubungi kamu, untuk tidak memencet nomer kamu, untuk tidak chat dengan kamu. Bahkan sejak malam itu, saya melepas rindu hanya dari melihat radar dimana kamu, setelah radar itu membaca nama kamu. Saya senang dan lega, karena kamu masih ada di dekat saya walau tak akan bisa lagi saya jangkau.

Sakit dan kecewa ini sudah lama saya tau akan saya rasakan juga. Saya dengan sengaja membawa diri saya ke kamu atas nama PENASARAN. Dan tanpa saya sengaja semuanya berubah, hati saya seutuhnya tercurah untuk kamu.

Jumat, 06 Februari 2015

Dulu aku pernah merasa nyaman dan merasa sudah menemukan jawaban atas setiap pertanyaan dalam hidupku tentang seseorang. Aku merasa, hanya dia yg baru sanggup mengatasi sikapku, emosiku. Hanya dia yg tau bagaimana mengatasiku. Begitu besar harapanku yg aku topangkan pada dia yg kupilih untuk dapat terus bersama. 

Tetapi sekali lagi semua patah. Harapanku untuk bisa dimengerti yg aku rasa cuma bisa dilakukan oleh dia pun musnah. Dia memilih pergi. 

Berkali2 aku mencoba menjemputnya tapi dia bergeming. Katanya menjadi temanku saja sudah cukup. Dia tidak bisa lagi mendampingiku. Aku biarkan, mungkin selama ini dia mencoba menjadi inginku tapi akhirnya dia menyerah juga. Jujur, selama keterpaksaan dia menemaniku dengan sepaket egoku tidak ada terlihat kepalsuan. Aku merasa, memang itulah dia dan aku memang mencari yg seperti itu. Tapi, ternyata semua dipendamnya. 

Rasa tak terima merasukiku, berkali2 aku mencoba untuk tetap mendekatkan diri padanya walau tidak ada ikatan apa2 lagi yang penting dia selalu ada. Yang penting tak ada hati yg mendekatinya. Sampai akhirnya, akupun lelah. Terlalu memaksa rasanya dan membuat dia semakin tidak menyukaiku. Aku biarkan dia pergi. Aku biarkan dia berkelana. Aku mencoba untuk tidak tau lagi tentangnya. Dan aku bisa. 

Dua hari lalu, dia menghubungiku. Dan alhamdulillah, perasaanku tidak menyuarakan dia lagi. Hatiku tidak menginginkan dia lagi walaupun sekarang masih kosong. Kami bercerita panjang. Dia menanyakan perihal pacarku. aku cuma tertawa mendengarkan pertanyaannya itu. Dan akhirnya dia bercerita padaku mengenai apa saja yg telah dilaluinya selama tidak denganku. Aku dengar dan aku komentari seadanya, menandakan aku tidak peduli. Rasanya dia kesal dengan responku yg seperti itu. Bukannya mau balas dendam, tapi bagiku dia yg memilih pergi memang tidak pantas untuk diberikan perhatian lebih lagi. Bukan tidak mau memberikan kesempatan, tapi biar dia rasakan bagaimana rasanya diragukan, bagaimana rasanya tidak dianggap.

Akhirnya dia menutup telepon dan bilang "Sudahlah, aku nggak mau ngomong byk lagi sm kamu, aku takut merindukanmu lagi" dan aku cuma tertawa, bukan karena senang mendengar gombalan seperti itu tapi lebih tidak tau berkomentar apa terhadap kebodohan yg diucapkannya. 
hari ini aku akan bercerita tentang seorang Pujangga Pelupa

Pujangga Pelupa yg kukenal seolah2 tak berhati. Dia hidup dengan caranya. Setiap kali aku bercerita dan menyebut namanya di depan orang yg kenal dia, mereka selalu bilang padaku untuk tidak terlalu dekat dengannya, mereka menyarankan untuk menjauhinya. Dan berkali2 juga aku mengikuti saran yg diberikan teman2 tersebut, mungkin mereka tau bagaimana Sang Pujangga dari pada aku. Tapi setiap kali aku menciptakan jarak maka jarak itu semakin dekat.

Akhirnya aku putuskan untuk bertanya padanya. Perihal banyak hati yg telah dibuatnya mati, perihal air mata yg telah dibuatnya mengering. Awalnya SangPpujangga selalu mengelak mengenai pertanyaanku. Dan suatu ketika, aku bawa dia pada pembicaraan ringan tp menjurus pada pertanyaan tadi. Akhirnya dia bercerita, mengapa dia bisa menjadi seperti itu, Ternyata Sang Pujangga Pelupa juga pernah dilupakan, pernah dicampakkan oleh wanita yg dipujanya, wanita yg dibanggakannya dan yg lebih menyakitkan dan lebih merasa dicampakkan sang wanita meninggalkan Pujangga Pelupa demi hati yg lain. Aku Akui wanita itu cantik, mengapa aku bisa tau, karena dlm pembicaraan kami pujangga bilang padaku kl kamu mau tau siapa dia, kamu search aja di FB nama ini ....... aku cari dan ketemu, memang cantik, pantas saja Pujangga Pelupa itu begitu sulit melupakannya. Dari pembicaraanku dengan Pujangga, dia tidak memberi tahu betapa cantiknya wanita itu tapi dia bilang kisah dan hari2 yg dilalui berdua dengan wanita itulah yg membuat dia sulit melupakan dan kesimpulanku sendiri, mengapa Sang Pujangga sulit menerima karena dia dicampakkan demi orang lain dan merasa terhina karena tidak dipilih.

Pujangga tidak pernah berhenti menebarkan pesonanya pada setiap wanita yg diingkannya. Tapi katanya juga, wanita2 yg hadir setelah wanita itu cuma untuk membalaskan sakit hatinya. Cuma untuk menutupi luka hatinya, sama sekali tidak ada perasaan untuk wanita2 itu termasuk aku.
Sampai sekarang hatinya masih ditutup. Kenangan masa lalu yg menyedihkan itu tak mampu membuka hatinya oleh begitu banyak wanita yg telah dia singgahi.

Sejak peristiwa itu, hidupnya, pendidikannya, kelakuannya berubah. Semua menjadi tidak karuan. Semua disakiti, semua dikhianati setelah puas mereguk manisnya wanita yg diingankannya dia pergi begitu saja, meninggalkan penderitaan. Orang2 yg tau dengannya dan kelakuannya memilih menghindar dan orang2 itu juga yg menasehatiku untuk tidak terlalu dekat dengannya. Karena suatu saat aku dan banyak wanita lainnya bisa hancur karena kelakuannya itu.

Semua yg aku rasakan pada Sang Pujangga hanya ketulusan untuk melihat dia berubah. Memperlakukan wanita lebih bermartabat bukan seperti sekarang ini. Habis Manis Sepah Dibuang. Walaupun dimasa depan dia tidak denganku, tidak mengapa. Asalkan aku bisa melihatnya berubah. 


Senin, 02 Februari 2015

Aku cuma ingin dipeluk saat ini Tuhan
Aku cuma ingin diberi pengertian Tuhan
Aku cuma ingin didengar kali ini

menelungkupkan tangan pada wajah adalah hal ternyaman yg aku rasakan
menghembuskan udara dalam rongga yang tertahan sedikit mengurangi sakit
ingin meneteskan bulir2 kepedihan ini tapi tak bisa
ingin berteriak tapi tertahan

Apa aku tak mengerti cara bersyukur
Apa jalan ini terlalu rumit untukku
Aku ingin harapanku keinginanku doaku terkabulkan Tuhan
semua menjadi nyata

Aku lelah berada diambang2 pengharapan begini
maafkan aku, jika terlalu banyak berontak atas takdirMu
tapi berikan aku ijin untuk mengubah semua menjadi lebih baik
aku ingin Tuhan dan tolonglah aku

Jumat, 14 November 2014

persahabatan ini 
kebersamaan ini
yang awalnya dilandasi atas nama sekumpulan Alumni sekolahan, harus berantakan seperti ini
persahabatan yg tiada mengenal waktu kapan akan bertemu
dimanapun ingin tertawa
apapun makanannya, asalkan bersama semua indah, semua menghasilkan derai tawa
semua bahagia
bahkan hampa dikehidupan masing2 bisa sejenak terlupakan oleh adanya persahabatan ini
tapi sekarang semua sudah berubah
semua pergi
semua merasa benar, semua merasa tidak perlu meluruskan dan memperbaiki
tidak ada yg mampu mengingat kebersamaan dulu 
semua telah berubah 
tidak menyangka, jika alasan pribadilah yg bermain disini
iya... tidak ada lagi yg bisa mengingat tawa yg dulu pernah terukir sehingga bisa memulihkan kesalahpahaman yg ada
semua menutup mata, semua benar2 menghindar
aku pribadi punya banyak teman
tapi bagaimanapun, kehilangan seorang sabahat lebih menyakitkan dripada kehilangan 1000 musuh atau bahkan kekasih sekalipun
sekarang ingin rasanya menarik dari saja dari mereka, tidak ingin menjadi bagian dari teman yg ini dan teman yg itu. ingin rasanya tidak tau lagi mereka, yang sudah membuat makna persahabatan yang selama ini terukir indah harus berubah menjadi seperti ini. dulu persahabatan bagiku adalah kita, adalah menahan diri, adalah saya bukan apa2 tanpa sabahat saya, adalah kebersamaan, adalah bukan keegoisan. tapi sekarang persahabatan itu adalah atas nama saya, saya yg terluka, saya yg berkorban, saya yang benar. 
saya benci dan muak dengan yg namanya persahabatan seperti ini. saya bisa saja pergi, saya bisa saja tidak peduli, tapi yg namanya sahabat yg telah terukir di hati ini memang tidak akan bisa luput dari radar saya. rindu tak pernah mau pergi jika sudah mengingat mereka. 
mengapa yg lain bisa menanggalkan kerinduan ini mengapa saya tidak.